Sabtu, 07 Mei 2011

" Surat Hati Tara "


PART 1
“Aku tidak ingin meminta”


“Tara... ayo berangkat sekolah, nanti kamu telat sayang.”
“Iah bun, sebentar lagi.” sahut Tara yang sedang berias di kamar
            Tara adalah seorang anak tunggal dari keluarga yang broken home. Dia di besarkan tanpa kasih sayang seorang ayah. Saat dia berusia satu tahun, ayahnya pergi meninggalkannya bersama wanita lain. Kejadian yang tidak akan pernah dia lupakan sampai kapan pun. Walau tanpa kasih sayang seorang ayah, Tara di besarkan oleh seorang bunda yang sangat hebat. Tara tumbuh menjadi gadis yang sholehah, cantik, rendah hati, dan pintar. Tidak heran jika banyak teman-teman lelakinya yang menyukai dan berharap menjadi pacar Tara. Walau begitu Tara tetap belum dapat mempercaya seorang lelaki kerena masa lalunya, untuk saat ini Tara lebih suka mencari sahabat. Saat ini Tara sudah duduk di kelas satu SMA (SMAN terbaik di Bandung).

“Bun, aku berangkat dulu yah.”
“Kamu tidak sarapan dulu.”
“Nanti saja di sekolah, oh iya bun pulang sekolah nanti aku mau kerumah Keysha ya? Keysha minta aku jadi guru lesnya.”
“Iah, hati-hati yah sayang.... kamu berangkat sama siapa?.”
“Sama Rangga, bun?”
“oh... yasudah hati-hati yah sayang.”

            Sejak SMP, Tara sudah menjadi guru les bagi teman-temannya. Dia menyadari bahwa usianya masih sangat dini untuk menjadi seorang guru, namun apa boleh di kata jika zaman yang semakin modern ini menuntutnya untuk mampu bersaing dengan waktu dan peradaban walau tanpa seorang ayah. Sejujurnya, tidak pernah dalam benaknya terfikir untuk menjadi guru les, namun melihat bundanya yang bekerja keras untuk dirinya, Tara tidak ingin membuat bunda kecewa. Menurutnya, sudah cukup bunda yang sangat dia cintai tersakiti oleh ayahnya. Metode yang selalu diajarkan Tara kepada teman-temannya sangat membantu teman-temannya dalam belajar, terbukti dengan nilai ulangan teman-temannya yang selalu memuaskan setelah belajar dengan Tara.

“Assalamualaikum.... Taraaa.” sahut seseorang dari luar
“Bun, sepertinya Rangga sudah datang.”
            Tara dan bunda pun pergi menghampiri Rangga ( teman sekelas Tara, kapten tim Basket sekolah dan cowo paling cute plus tajir di kelas yang juga menyukai Tara sejak MOS namun belum berani mengungkapkan ). Dengan gaya cool nya Rangga yang membawa mobil BMW, tengah menunggu Tara keluar dari rumahnya. Mengantar jemput Tara seperti supir pribadi adalah sudah menjadi rutinitas seorang Rangga. Walaupun sebenarnya hanya pulang pergi ke sekolah dan ke rumah saja.
“Eh.. nak Rangga, maaf yah menunggu lama.”
“Iyah tante tidak apa-apa.” sambil sesekali salah tingkah senyum-senyum.
“Rangga, berangkat sekarang yuk... takut telat.” sahut Tara
“Ayo Tar...”
“Assalamualaikum bunda.”
“Waalaikumsalam, hati-hati yah Tara, Rangga.”
            Rangga pun membukakan pintu mobil untuk Tara. Sebenarnya Tara kurang nyaman dengan sikap Rangga yang terlalu berlebihan. Pernah sewaktu-waktu Tara memprotes namun tidak pernah di dengar oleh seorang Rangga. Jawaban Rangga sangat simpel menjawab protesan Tara yakni “cewe pantas diperlakukan istemewa.”, Tara pun hanya dapat terdiam dan bersyukur karena memiliki sahabat yang begitu baik dan perhatian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar