Sabtu, 07 Mei 2011

ipa biologi-ekskresi

Ekskresi merupakan proses pengeluaran zat sisa metabolism tubuh, seperti CO2,H2O, NH3, zat warna empedu dan asam urat. Selain itu ekskresi juga dapat diartikan seperti pengeluaran zat sampah sisa metabolisme yang tidak berguna bagi tubuh. Salah satu alat ekskresi adalah Ginjal.
Fungsi sistem ekskresi adalah membuang limbah yang tidak berguna dan beracun dari dalam tubuh, mengatur konsentrasi dan volume cairan tubuh (Osmoregulasi), mempertahankan temperature tubuh dalam kisaran normal (Termoregulasi), Homeostasis.
1. GINJAL
Fungsi ginjal utama adalah mengekskresikan zat-zat sisa metabolism yang mengandung nitrogen misalnya ammonia. Amonia adalah hasil pemecahan protein dan bermacam-macam garam, melalui proses deaminasi atau proses pembusukan mikroba dalam usus. Selain itu, ginjal juga berfungsi mengekskresikan zat berlebihan, misalnya vitamin yang larut dalam air; mempertahankan cairan ekstraseluler dengan jalan mengeluarkan air bila berlebihan; serta mempertahankan keseimbangan asam dan basa. Sekresi dari ginjal berupa urin.
a. Struktur Ginjal
Jumlah ginjal ialah sepasang dan terletak di dorsal kiri dan kanan tulang belakang di daerah pinggang. Berat ginjal diperkirakan 0,5% dari berat badan, dan panjangnya kurang lebih 10 cm. setiap menit 20-25% darah dipompa oleh jantung dan mengalir menuju ginjal.
Ginjal terdiri atas tiga bagian:
a. Korteks ( bagian luar )
b. Medulla ( sumsum ginjal )
c. Pelvis Renalis ( rongga ginjal )
Bagian korteks ginjal mengandung banyak sekali nefron kurang lebih 100 juta sehingga permukaan kapiler ginjal menjadi luas, akibatnya perembesan zat buangan menjadi banyak. Setiap nefron terdiri atas badan malphigi dan tubulus yang panjang. Pada badan malphigi terdapat kapsul bowman yang bentuknya seperti mangkuk atau piala yang berupa selaput sel pipih. Kapsul bowman membungkus glomerolus. Glomerolus berbentuk jalinan kapiler arterial. Tubulus pada malphigi adalah tubulus proaksimal yang bergulung dekat pada kapsul bowman yang pada dinding sel terdapat banyak sekali mitokondria. Tubulus yang kedua adalah tubulus distal.
Pada rongga ginjal bermuara pembuluh pengumpul. Rongga ginjal dihubungkan oleh ureter ( berupa saluran) ke kandung kencing ( vesika urinaria) yang berfungsi sebagai tempat penampungan sementara urin sebelum keluar tubuh. Dari kandung kemih menuju luar tubuh urin melewati saluran yang disebut uretra.
b. Proses-proses terbentuknya urin di dalam Ginjal
Di dalam ginjal terjadi rangkaian prows filtrasi, reabsorbsi, dan augmentasi.
1. Penyaringan (Filtrasi)
Filtrasi terjadi pada kapiler glomerolus pada kapsul bowman. Hasil penyaringan di glomerolus berupa filtrat glomerolus (urin primer) yang komposisinya serupa dengan darah tetapi tidak mengandung protein. Pada filtrat glomerolus masih dapat ditemukan asam amino, glukosa, natrium, dan garam-garam lainnya.
2. Penyerapan kembali (Reabsorbsi)
99% filtrat glomerolus akan direabsorbsi secara aktif pada tubulus kontortus proksimal dan terjadi penambahan zat-zat sisa serta urea pada tubulus kontortus distal. Sebagian besar dari zat-zat direabsorbsi beberapa kali.
Setelah di reabsobsi maka tubulus akan menghasilkan urin sekunder yang komposisinya sangat berbeda dengan urin primer. Pada urin sekunder zat-zat yang masih diperlukan tidak akan ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolisme yang bersifat racun bertambah, misalnya ureum dari 0,03 , dalam urin primer dapat mencapi 2% dalam urin sekunder.
Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam amino meresap melalui proses difusi, sedangkan air melalui proses osmosis. Reabsorbsi air terjadi pada tubulus proaksimal dan tubulus distal.
3. Augmentasi
Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di tubulus kontortus distal. Komposisi urin yang dikeluarkan lewat ureter ada;ah air, garam, urea, dann susa substansi lain, misalnya pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan bau pada urin.

Hal-hal yang mempengaruhi produksi urin.
Banyak sedikitnya urin dipengaruhi pula oleh faktor-faktor berikut :
• Hormon ADH
• Jumlah air yang diminum
• Saraf
• Banyak sedikitnya hormon insulin




SISTEM EKSKRESI PADA HEWAN
A. SISTEM EKSKRESI INVERTEBRATA
1. Sistem Ekskresi Cacing Pipih
Proses pengeluaran zat sisa pada cacing pipih, misalnya pada planaria dilakukan melalui pembuluh bercabang-cabang yang memanjang pada bagian samping kiri dan kanan sepanjang tubuhnya. Setiap cabang berakhir pada sel-sel api (selenosit) yang dilengkapi dengan silis (bulu getar). Saluran ini disebut protonefridium. Silia pada sel api akan selalu bergerak.akibat gerakan silia tersebut, air atau cairan tubuh dan zat sisa yang sudah disaring didalam sel api akan terdorong masuk ke dalam saluran ekskresi, dari saluran ekskresi, cairan tubuh dan zat sisa kemusiaan dikeluarkan dari tubuh melalui suatu lubang yang disebut nefridiofor.
2. Sistem Ekskresi Cacing Tanah
Cacing tanah termasuk kedalam kelompok Annelida oelh karena itu, pada setiap segmen terdapat sepasang ginjal atau nefridium. Setiap nefridium memiliki corong yang terbuka dan bersilia yang disebut nefrostom. Sedangkan sisa cairan tubuh seperti air, senyawa nitrogen, dan garam-garam akan dikeluarkan melalui ujung nefrosom yang berupa lubang atau disebut nefridiofor.
3. Sistem Ekskresi Serangga
Alat ekskresi pada serangga disebut tubula atau pembuluh malphigi. Pembuluh malphigi merupakan tabung kecil yang panjang, terletak dalam homosol dan tergenang di dalam darah. Bagian pangkal malphigi , melekat pada ujung anterior dinding usus dan bagian ujungnya menuju kehomosol yang mengandung hemolimfa. Hemollimfa adalah darah pada invertebrata dengan sistem peredaran darah terbuaka.
B. SISTEM EKSKRESI VERTEBRATA
1. Sistem Ekskresi Ikan
Alat ekskresi ikan berupa sepasang ginjal yang memanjang. Pada beberapa jenis ikan, seperti ikan mas, saluran ginjal (kemih) menyatu dengan saluran kelenjar kelamin yang disebut saluran urogenital. Sedangkan pada beberapa jenis ikan yang lain memiliki kloaka. Karena ikan hidup di air, ikan harus selalu menjaga tekanan osmotiknya.
Pada ikan yang bernafas dengan insang, urin dikeluarkan melalui kloaka atau porus urogenitalitas dan CO2 dikeluarkan lewat insang. Pada ikan yang bernafas dengan paru-paru CO2 dikeluarkan melalui paru-paru., dan urin dikeluarkan melalui kloaka. Ikan yang hidup di air tawar mengekskresikan ammonia dan aktif menyerap oksigen melalui insang, serta mengeluarkan urin dalam jumlah banyak. Sebaliknya ikan yang hidup di laut akan mengekskresikan ammonia melalui urin yang jumlahnya sedikit.


2. Sistem Ekskresi Katak
Alat ekskresi pada katak adalah sepasang ginjal (opitonefros) yang terletak di kanan dan kiri tulang belakang. Ginjal berwarna merah kecoklatan. Ginjal sebagai alat penyaring akan mengeluarkan zat sisa, yaitu garam-garam mineral dan cairan dari darah. Saluran ekskresi katak merupakan sepasang saluran yang akan mermuara di kloaka.
3. Sistem Ekskresi Reptil
alat ekskresi reptil berupa ginnjal ( metanefros) yang sudah berkembang sejak masa embrio, ginjal ini dihubungkan oleh saluran ke kantung kemih dan langsung bermuara ke kloaka. Selain ginjal, reptil memilliki kulit yang menghasilkan asam urat tertentu yang berguna untuk mengatur musuh.
4. Sistem Ekskresi Burung
Alat ekskresi pada burung terdiri dari ginjal (metanefros). Paru-paru, dan kulit. Burung memiliki sepasang ginjal yang berwarna coklat. Saluran ekskresi terdiri dari ginjal yang menyatu dengan saluran kelamin pada bagian akhir usus (kloaka). Burung mengekskresikan zat berupa asam urat dan garam. Kelebihan larutan garam akan mengalir ke rongga hidung dan keluar melalui nares. Burung hampir tidak memiliki kelenjar kulit tetapi memiliki kelenjar minyak yang terdapat pada tunggingnya. Kelenjar minyak berguna untuk meminyaki bulu-bulunya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar